Gambar Lambang Pramuka
Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia
Gerakan kepanduan nasional mulai dibenahi pada tahun 1960. Kemudian pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno mengumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan kepanduan Indonesia untuk memperbaharui aktivitas organisasi dan melebur seluruh organisasi menjadi satu dengan nama Pramuka.
Dalam kesempatan itu, Presiden Soekarno juga membentuk panitia pembentukan gerakan Pramuka yang terdiri dari Sri Sultan Hamengku Buwono XI, Prijono, Aziz Saleh, Muljadi Djojo Martono serta Achmadi. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Hari Tunas Gerakan Pramuka.
Pada 20 Mei 1961, terbit keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka memiliki lambang Tunas Kelapa. Momen itu disebut sebagai Hari permulaan tahun kerja.
Pada 20 Juli 1961, seluruh tokoh-tokoh organisasi kepanduan Indonesia berkumpul di Istana Olahraga Senayan untuk menyatakan menggabungkan diri dengan organisasi Gerakan Pramuka. Momen itu disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.
Selanjutnya, Gerakan Pramuka diperkenalkan secara resmi kepada masyarakat luas melalui sebuah upacara di halaman Istana Negara pada 14 Agustus 1961. Hal ini ditandai dengan penyerahan Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono XI selaku Ketua Pertama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Panji itu lalu diteruskan Sri Sultan Hamengku Buwono IX kepada suatu barisan defile yang terdiri dari para Pramuka di Jakarta, lalu dibawa berkeliling kota. Peristiwa ini ditetapkan sebagai Hari Pramuka yang diperingati setiap tahunnya.
Lambang WOSM (Pandu Dunia) dan arti kiasan yang terkandung di dalamnya. Lambang WOSM atau World Organization of the Scout Movement (Organisasi Kepanduan Sedunia) adalah logo atau lambang kepramukaan sedunia yang juga dijadikan sebagai lencana pada pakaian pramuka. Di Indonesia, lencana WOSM menjadi salah satu Tanda Umum Gerakan Pramuka (bagian dari Tanda Pengenal Gerakan Pramuka). Tanda ini dikenakan di baju seragam pramuka di dada sebelah kanan (anggota putra) dan kerah baju sebelah kanan (anggota putri). Lambang WOSM terdiri atas gambar "fleur-de-lis" (atau dikenal juga sebagai treefoil atau "bunga lily dengan tiga ujung"), kompas, dua bintang, yang dilingkari tali bersimpul mati. Gambar berwarna putih dengan warna latar (background) berwarna ungu. Lambang "fleur-de-lis" ini telah digunakan oleh Baden Powell, Bapak Pramuka Sedunia, untuk disematkan kepada 22 anak laki-laki yang mengikuti perkemahan di Pulau Bwonsea pada 25 Juli - 2 Agustus 1907. Hingga kini lambang tersebut masih digunakan sebagai lambang WOSM (Organisasi Kepanduan Sedunia) dan banyak organisasi kepramukaan di berbagai negara.
tersebut adalah sebagai berikut :
KOMPAS.com - Dilansir dari buku Lambang Gerakan Pramuka dan Macam Kode Kehormatan Pramuka (2021) oleh R. Toto Sugiarto, lambang Gerakan Pramuka Indonesia adalah tunas kelapa.
Hal ini tercantum dalam anggaran dasar gerakan pramuka Pasal 17.
Adapun lambang tunas kelapa ini mencerminkan kehidupan dan penghidupan pribadi Bangsa Indonesia.
Lambang Gerakan Pramuka Indonesia dicetuskan oleh Soenardjo Atmodipuro pada tanggal 9 Maret 1961, di mana pada tanggal tersebut dijadikan sebagai Hari Tunas.
Baca juga: Penerapan Dasa Darma Pramuka dalam Kehidupan Sehari-hari
Berdasarkan Surat Keputusan tanggal 31 Januari 1972 dengan SK No: 06/KN/72. Arti atau makna dari kiasan lambang Gerakan Pramuka Indonesia adalah:
Baca juga: 4 Prinsip Dasar Gerakan Pramuka, Fungsi, dan Sikapnya
Baca juga: Perbedaan Baju Pramuka Siaga, Penggalang, dan Penegak
Lambang Tanda Penghargaan
Tanda Penghargaan adalah lambang yang diberikan kepada anggota Pramuka yang telah memberikan kontribusi besar atau prestasi luar biasa. Contoh tanda penghargaan antara lain Bintang Tahunan, Lencana Wiratama, dan Satya Lencana Melati. Lambang-lambang ini menggambarkan penghargaan atas dedikasi, pengabdian, dan prestasi anggota Pramuka. Lambang-lambang Pramuka bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga merupakan representasi dari nilai-nilai, prinsip, dan semangat yang dianut oleh Gerakan Pramuka. Setiap lambang memiliki makna yang dalam dan filosofis, mencerminkan tujuan dan harapan dari gerakan ini. Dengan mengenal dan memahami lambang-lambang ini, kita dapat lebih menghargai dan mendukung peran penting Pramuka dalam membentuk karakter generasi muda Indonesia. Lambang-lambang ini juga mengingatkan kita akan pentingnya semangat kebersamaan, keberanian, dan dedikasi dalam mencapai cita-cita dan berkontribusi bagi masyarakat.
Copyrights © 2024 All Rights Reserved by Pramuka Kota Blitar
Lambang Pramuka – Lambang Pramuka adalah sebuah tanda pengenal organisasi kepanduan nasional, Gerakan Pramuka. Lambang Pramuka ini bersifat tetap dan resmi sebagai identitas Gerakan Pramuka Nasional Indonesia.
Lambang Gerakan Pramuka adalah sebuah bayangan (siluet) Tunas Kelapa. Lambang ini diciptakan oleh salah seorang pembina pramuka pada tahun 1961, Soenardjo Atmodipoerwo. Melalui lambang ini, terdapat cita-cita dan harapan untuk gerakan pramuka dan anggota gerakan pramuka itu sendiri.
Kata ‘Pramuka’ merupakan singkatan dari Praja Muda Karana. Kata ini memiliki arti jiwa muda yang suka berkarya.
Kata pramuka ini diambil oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang berasal dari kata ‘Poromuko’. Kata poromuko ini memiliki arti sebagai pasukan terdepan dalam perang.
Organisasi ini pertama kali muncul berawal dari cabang Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) milik Belanda. Cabang NPO ini terbentuk pertama kali pada tahun 1912 di Bandung.
Pada tahun 1916, NPO pun berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIPV). Masih pada tahun yang sama, Mangkunegara VII ikut membentuk organisasi kepanduan pertama di Indonesia. Organisasi ini dia beri nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).
Terbentuknya JPO oleh Mangkunegara ini kemudian memicu gerakan nasional lainnya guna membentuk organisasi serupa. Organisasi yang muncul terinspirasi oleh JPO ini di antaranya, kepanduan Hizbul Wathan (HW) pada tahun 1918, Jong Java Padcinderij (JJP) pada tahun 1923, National Padvinders (NP), Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS), National Indonesische Padvinderij (NATIPIJ).
Setelah lahir banyaknya gerakan kepanduan, penggabungan organisasi pandu pun terjadi pada tahun 1926. Hal ini diawali dengan lahirnya Indonesische Padvinderij Organisatie (INPO) yang merupakan peleburan dua organisasi kepanduan, NPO dan JPO.
Karena banyaknya organisasi milik Indonesia yang lahir, Belanda pun melarang organisasi yang berada di luar milik Belanda menggunakan nama Padvinder. Maka setelah itu, K.H. Agus Salim memperkenalkan sebuah istilah, ‘Pandu’ atau ‘Kepanduan’ sebagai ciri organisasi kepramukaan milik Indonesia.
Setelah memiliki nama sendiri, muncullah Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) pada 23 Mei 1928. Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) ini memiliki anggota yang terdiri dari INPO, NATIPIJ, SIAP, dan PPS.
Setelah kemerdekaan, lahirlah sebuah kepanduan yang bersifat nasional. Kepanduan ini bernama Pandu Rakyat Indonesia yang lahir pada 28 Desember 1945.
Dalam perjalanannya, organisasi kepanduan Indonesia yang jumlahnya ratusan itu pun akhirnya dibagi menjadi beberapa federasi. Akan tetapi, setelah menyadari bahwa federasi tersebut memiliki kelemahan, maka dibentuklah Persatuan Kepanduan Indonesia atau PERKINDO.
Kemudian pada tahun 1960, untuk membenahi organisasi kepanduan di Indonesia, pemerintah dan MPRS pun mengumpulkan para tokoh dari masing-masing kepanduan. Hingga pada akhirnya, pada 9 Maret 1961, rapat untuk kepanduan Indonesia pun terlaksana dan dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno.
Saat itu, Presiden Soekarno menyampaikan bahwa organisasi kepanduan yang ada di Indonesia harus diperbaharui. Selain itu, aktivitas pendidikan harus diganti dan seluruh organisasi kepanduan harus dilebur menjadi satu dengan nama Pramuka.
Setelah usulan tersebut tercetus, Presiden Soekarno pun membentuk panitia guna pembentukan gerakan Pramuka. Panitia ini terdiri dari Sultan Hamengkubuwono IX, Brigjen TNI DR. A. Aziz Salah, Prof. Prijono, dan Achmadi.peristiwa ini pun kemudian dikenal dengan Hari Tunas Gerakan Pramuka karena menjadi dasar terbentuknya gerakan pramuka di Indonesia.
Hasil kerja dari panitia tersebut pun melahirkan sebuah keputusan yang disebut lampiran Keputusan Presiden Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Peristiwa yang terjadi pada 20 Mei 1961 ini pun dikenal dengan sebutan Hari Permulaan Tahun Kerja.
Beberapa hari setelah itu, tepatnya pada 20 Juli 1961, seluruh tokoh kepanduan Indonesia pun berkumpul di Istora Senayan. Mereka pun menggabungkan diri dengan organisasi kepanduan nasional, Gerakan Pramuka Indonesia. Hari yang bersejarah ini pun diperingati sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.
Setelah ikrar pramuka dilakukan, pada 14 Agustus 1961, dilakukanlah Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS). Kegiatan ini diketuai langsung oleh Presiden Soekarno dengan Sultan Hamengkubuwono IX sebagai wakil ketua I, dan Brigjend TNI Dr. A. Aziz Ssaleh selaku wakil ketua II.
Kegiatan ini pun dimulai dan ditandai dengan penyerahan panji Pramuka oleh Presiden Soekarno kepada para tokoh Pramuka. Acara ini pun dihadiri oleh ribuan anggota pramuka untuk memperkenalkan gerakan pramuka kepada masyarakat. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Hari Lahir Pramuka.
Lambang Tanda Kecakapan Khusus (TKK)
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) diberikan kepada Pramuka yang memiliki keahlian khusus dalam bidang tertentu. Lambang TKK berbentuk bulat dengan gambar yang sesuai dengan bidang keahlian yang dicapai, seperti memasak, pertanian, olahraga, seni, dan lain-lain.
Buah Nyiur atau Kelapa yang Tumbuh
Lambang buah nyiur yang tumbuh menggambarkan setiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Apa itu Gerakan Pramuka Indonesia?
Dikutip dari buku Mengenal Gerakan Pramuka (2020) oleh Tim Esensi, Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia.
Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang meliputi Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega.
Itulah penjelasan mengenai lambang, makna, dan apa itu Gerakan Pramuka Indonesia.
Baca juga: Kegiatan-kegiatan Pramuka Penggalang
GERAKAN Pramuka adalah salah satu gerakan kepanduan yang terkenal di Indonesia, dan memiliki berbagai lambang yang sarat dengan makna filosofis. Lambang-lambang ini bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai, prinsip, dan semangat Pramuka. Mari kita kenali beberapa lambang Pramuka beserta artinya.
Lambang utama Gerakan Pramuka Indonesia adalah Tunas Kelapa. Lambang ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro dan diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1961. Tunas Kelapa dipilih sebagai lambang karena pohon kelapa dikenal memiliki banyak manfaat dan dapat tumbuh subur di berbagai tempat di Indonesia, menggambarkan Pramuka yang diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat di mana pun berada. Makna Simbolik • Tunas Kelapa: Melambangkan generasi muda yang penuh potensi untuk berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat. • Pohon Kelapa: Melambangkan kekuatan, ketahanan, dan keteguhan. • Buah Kelapa yang Tumbuh Tinggi: Menggambarkan cita-cita yang tinggi dan semangat yang kokoh dalam mencapai tujuan.
Arti Lambang Pramuka Tunas Kelapa
Nyiur Dapat Tumbuh di Mana Saja
Nyiur melambangkan upaya besar setiap Pramuka untuk dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana ia berada.
Lambang Tanda Kecakapan Umum (TKU)
Tanda Kecakapan Umum (TKU) merupakan lambang yang diberikan kepada anggota Pramuka sebagai pengakuan atas pencapaian tertentu dalam bidang keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Lambang TKU terdiri dari tiga tingkatan: • Siaga: Lambangnya adalah bunga matahari, melambangkan keceriaan dan semangat belajar. • Penggalang: Lambangnya adalah tali simpul, melambangkan persatuan dan kekompakan. • Penegak dan Pandega: Lambangnya adalah dua bintang, melambangkan kecakapan dan kedewasaan.
Nyiur Pohon Serbaguna
Dari ujung hingga akarnya, tunas kelapa bisa dimanfaatkan. Lambang ini mengiaskan setiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri kepada kepentingan Tanah Air.